“Jalan Besar” Wisata Lokal Pedesaan

Gambar
Musim liburan sebentar lagi tiba, baik liburan karena anak sekolah maupun libur karena hari besar keagamaan yang pasti semua akan dinantikan bagi setiap warga Indonesia. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat di hari libur nan indah tersebut, banyak moment – moment yang mampu di lakukan warga masyarakat. Selain menjadi ajang silaturahim sebagai bentuk hubungan baik dengan keluarga, liburan biasanya dijadikan moment warga kota untuk dapat pulang ke tanah kelahirannya di desa – desa. Dalam memanfaatkan moment kebersamaan antar anggota keluarga maupun ajang silaturahim antar warga, tidaklah jarang warga masyarakat mencari tempat berkumpul yang agak nyaman terutama bagi keluarga besar yang memang berniat menjadikan moment liburan sebagai ajang reuni dan silaturahim. Selain tempat yang lapang dengan suasana yang berbeda, anggota keluarga juga dapat menjadikan sarana refreshing dalam pertemuan tersebut. Oleh karena itu biasanya warga menjadikan area wisata lokal sebagai destinasi dalam ...

Melihat 3 Tipe Kepemimpinan Desa

Proses pembangunan desa dan kawasan perdesaan tidak dapat dipungkiri terjadi dan dapat berjalan dengan baik salah satunya karena adanya andil dan peran Kepala Desa. Dengan kata lain, Kepala Desa merupakan tokoh sentral dan kunci di pedesaan. Maju dan tidaknya suatu desa tergantung Kepala Desa sebagai pemimpin di wilayahnya. Dalam konteks kepemimpinan, Kepala Desa merupakan salah satu panutan yang segala tindak tanduknya manjadi contoh warga desa.

Kepemimpinan Kepala Desa menjadi hal yang sangat vital, karena dari sosok – sosok mereka nantinya desa akan dibawa kemana arah tujuannya. Banyak desa – desa di Nusantara manjadi desa yang maju, berkembang dan kuat karena kepemimpinan Kepala Desanya. Namun banyak pula desa di Indonesia berjalan ditempat dalam pembangunan desanya. Bahkan yang paling menohok lagi, banyak Kepala Desa yang terlibat berbagai tindak pidana penyelewengan kekuasaannya.

Menjadi pemimpin di desa tidaklah mudah, banyak halangan, rintangan serta tantangan yang harus di hadapi. Tidak mudah mencari figur sosok pemimpin lokal yang didukung warga sepenuhnya dan berbasis masyarakat, demokratis serta visioner. Banyak orang menjadi Kepala Desa karena ambisi sesaat dan mencari popularitas semata. Pemimpin desa yang ideal adalah pemimpin yang mampu membawa masyarakat dan desanya mencapai kesejahteraan, harkat dan martabat desa yang tinggi, melayani warga serta mengedepankan prakarsa masyarakat.

Tipe Kepemimpinan Desa

Menjadi pemimpin desa tidaklah mudah, diperlukan legitimasi mutlak dari penduduk lokal
pedesaan. Legitimasi sangatlah penting artinya mengingat legitimasi merupakan bentuk penerimaan, pengakuan dan kepercayaan warga desa terhadap hak moral pemimpin untuk memerintah, membuat dan melaksanakan keputusan politik. Dalam legitimasi terkandung hak untuk berinisiatif dalam mengambil suatu langkah kebijakan terhadap berbagai hal di desa. Sedangkan legitimasi Kepala Desa di peroleh dari adanya modal sosial yang didapat sewaktu Pilkades.

Jika seorang Kepala Desa kaya akan modal sosial, maka biaya politiknya akan sangat rendah, hal ini dikarenakan warga dengan sukarela akan memilih mereka. Namun sebaliknya jika Kepala Desa miskin akan modal sosial, biasanya untuk menjadi pemimpin didesanya harus banyak mengeluarkan biaya transaksi ekonomi. Hal ini juga akan berdampak lemahnya legitimasi kepemimpinan mereka.

Terkait dengan kepemimpinan Kepala Desa, dalam buku acuan Kepemimpinan Desa, yang diterbitkan Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kemendes PDTT ada tiga tipe, yakni :

  1. Kepemimpinan Regresif, yakni Kepemimpinan yang memiliki dasar watak otokratis yaitu pemerintahan dimana kekuasaan politik dipegang oleh satu orang. Salah satu cirinya adalah anti perubahan, baik terhadap perubahan tata kelola baru seperti Musyarawah Desa atau usaha ekonomi bersama Desa. Desa yang bersifat parokhial (hidup bersama berdasarkan garis kekerabatan, agama, etnis atau yang lain) serta Desa-Desa korporatis (tunduk pada kebijakan dan regulasi negara) biasanya melahirkan kepemimpinan seperti ini.
  2. Kepemimpinan konservatif-involutif, yaitu model kepemimpinan yang ditandai oleh hadirnya Kepala Desa yang bekerja apa adanya (taken for granted), menikmati kekuasaan dan kekayaan, serta tidak berupaya melakukan inovasi (perubahan) yang mengarah pada demokratisasi dan kesejahteraan rakyat. Kepemimpinan tipe ini pada umumnya hanya melaksanakan arahan dari atas, melaksanakan fungsi kepala Desa secara tekstual sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kepala Desa.
  3. Kepemimpinan inovatif-progresif, kepemimpinan tipe ini ditandai oleh adanya kesadaran baru mengelola kekuasaan untuk kepentingan masyarakat banyak. Model kepemimpinan ini tidak anti terhadap perubahan, membuka seluas-luasnya ruang partisipasi masyarakat, transparan serta akuntabel. Dengan pola kepemimpinan yang demikian kepala Desa tersebut justru akan mendapatkan legitimasi yang lebih besar dari masyarakatnya.

Dari ketiga tipe tersebut, biasanya hampir semua ada di desa – desa nusantara. Hal tersebut dipengaruhi dari faktor latar belakang yang mempengaruhi mereka menjadi Kepala Desa. Dan untuk menjadikan desa yang maju, kuat serta memiliki martabat dan derajat tinggi sudah seharusnya Kepemimpinan Desa berdasarkan pada Kepemimpinan yang inovatif-Prpgresif. Dimana dengan model seperti ini tingkat partisipasi warga dalam pembangunan akan meningkat yang berujung adanya pemberdayaan warga masyarakat desa.

Sedangkan dari ketiga tipe kepemimpinan tersebut, masuk yang manakah Kepemimpinan di desa kita???. Kita dapat melihat dan mencatat berdasarkan kriteria maupun ciri khususnya. Dari sana kita dapat menentukan tipe Kepemimpinan desa kita, yang akan berpengaruh dari maju dan tidaknya desa kita masing – masing nantinya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembangunan Desa ; Harapan dan Tantangan

Inovasi Desa Lamahu di Gorontalo dengan Lamahu Command Center

“Embung Manajar” Surga Pelancong di Lereng Merbabu