“Jalan Besar” Wisata Lokal Pedesaan

Gambar
Musim liburan sebentar lagi tiba, baik liburan karena anak sekolah maupun libur karena hari besar keagamaan yang pasti semua akan dinantikan bagi setiap warga Indonesia. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat di hari libur nan indah tersebut, banyak moment – moment yang mampu di lakukan warga masyarakat. Selain menjadi ajang silaturahim sebagai bentuk hubungan baik dengan keluarga, liburan biasanya dijadikan moment warga kota untuk dapat pulang ke tanah kelahirannya di desa – desa. Dalam memanfaatkan moment kebersamaan antar anggota keluarga maupun ajang silaturahim antar warga, tidaklah jarang warga masyarakat mencari tempat berkumpul yang agak nyaman terutama bagi keluarga besar yang memang berniat menjadikan moment liburan sebagai ajang reuni dan silaturahim. Selain tempat yang lapang dengan suasana yang berbeda, anggota keluarga juga dapat menjadikan sarana refreshing dalam pertemuan tersebut. Oleh karena itu biasanya warga menjadikan area wisata lokal sebagai destinasi dalam ...

Inovasi Desa Lamahu di Gorontalo dengan Lamahu Command Center


Desa Lamahu merupakan salah satu dari sepuluh desa yang berada di Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo. Jika kita memasuki area Desa Lamahu sepintas nampak seperti desa – desa yang ada pada umumnya di wilayah Nusantara. Tatkala kaki menapaki daerah pedesaan tersebut, nampak rumah warga berderet di sepanjang jalan utama kampung dengan nuansa khas pedesaan yang sepi serta jauh dari keramaian. Sedangkan untuk menjangkau Kantor Desa Lamahu harus ditempuh perjalanan dengan membelah diantara lahan persawahan penduduk lokal desa.

Desa Lamahu sendiri merupakan Desa hasil pemekaran dari Desa Huntu Selatan pada tahun 2007 tepatnya pada hari Jumat tanggal 22 Juni. Dimana Desa Huntu Selatan sendiri merupakan salah satu hasil pemekaran dari Desa Huntu di Kecamatan Bulango Selatan pada tahun 2007. Sedangkan Desa Lamahu dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang biasa disebut dengan Kimalaha yang berarti kepala kampung. Kimalaha merupakan seorang yang disegani di daerah tersebut, oleh karenanya wajar jika seorang Kimalaha akan mampu dengan mudah menarik dan mencari simpati dan dukungan penduduk terutama dalam mengimplementasikan garis kebijakan yang ada di kampungnya.

Secara umum jika kita melihat Desa Lamahu maka sebagian orang akan memandang sebelah mata yang sekilas nampak seperti desa – desa pada umumnya seperti yang lain dengan kesan terbelakang dan penuh kemiskinan. Namun jika kita kenal lebih dalam, tidak demikian dengan Desa Lamahu tersebut. Desa tersebut sekarang menjadi Desa Percontohan dan pilot project bagi desa – desa di Nusantara khususnya dalam pemanfaatan teknologi informasi. Desa Lamhu menjadi desa digital pertama yang ada di Indonesia melalui program command center nya.

Bagi masyarakat di perkotaan Command Center mungkin sudah tidak asing ditelinga ketika mendengarnya, namun bagi desa – desa, keberadaan Command Center masih menjadi sesuatu yang langka bahkan terkesan mustahil untuk diterapkan keberadaannya. Melalui Command Center yang ada di Desa Lamahu akan di dapatkan sebuah pelayanan responsif yang cepat dari pemerintah dengan berbasis android. Hal ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa tersebut dalam memberikan pelayanan yang cepat.

Cara kerjanya, Command Center nantinya menjadi satu pusat sistem Digital Desa untuk memantau aktivitas sekaligus memberikan layanan masyarakat dalam satu desa. Konsep desa digital itu juga ditunjang dengan 32 tiang cerdas atau smart pole dengan dilengkapi CCTV, WI-FI, lampu otomatis, serta sensor cahaya dan gerak. Semua itu dipasang di sembilan titik pada kawasan pinggiran desa dan 23 titik lagi di permukiman rumah warga serta lahan pertanian.

Melalui Command Center yang ada di daerah tersebut, pemerintah desa akan mampu dengan cepat memberikan pelayanan melalui digitalisasi sistem yang ada. Dengan adanya Command Center, warga masyarakat desa Lamahu akan dengan mudah meminta bantuan dan pelayanan dari pemerintah desa maupun warga masyarakat lainnya. Sedangkan konsep Command Center di Desa Lamahu sendiri digagas oleh Pemerintah Desa bersama karang taruna dan Pemuda Elnino Center yang ada di wilayah tersebut. Melalui sistem tersebut, penduduk akan mudah diberikan pelayanan dalam berbagai hal semisal kesehatan, keamanan, Administrasi kependudukan dan lain sebagainya.

Adanya Command Center sendiri di Desa Lamahu sejatinya tidak terlepas dari inisiatif pemerintah desa yang ingin mempermudah dalam memberikan pelayanan terhadap warganya. Selain itu kreativitas para penggawa desa tersebut juga dapat dijadikan contoh bagi desa – desa lainnya, dimana untuk menjadikan desa digital maka Desa Lamahu menggandeng salah satu provider telekomunikasi yang ada di Indonesia yakni Telkomsel. Dengan bantuan dari salah satu provider tersebut serta inovasi perangkat desanya, warga dengan mudah mengakses dan meminta bantuan dari pihak yang berkompeten dibidangnya.

Sedangkan cara kerja Command Center yang ada di Desa Lamahu dijalankan dengan membuat sebuah aplikasi yang disebut dengan Panic Button. Oleh karenanya bagi warga yang ingin memanfaatkan kemudahan tersebut harus memiliki aplikasi panic button tersebut di playstore smartphone masing – masing.  Jika suatu saat ada kejadian, semisal warga memerlukan bantuan karena ada tindak kriminalitas, maka warga tinggal memencet tombol darurat pada smartphone mereka . Dengan sendirinya bantuan akan segera tiba, hal demikian dikarenakan alaram akan berbunyi yang sudah terintergrasi dengan smartphone Babinsa, perangkat desa maupun warga masyarakat lainnya.

Begitu pula terhadap kejadian – kejadian lainnya, semisal ada warga yang sakit maka tinggal menekan bantuan darurat pada aplikasi panic Button, maka perangkat desa maupun pegawai puskesmas akan segera tiba membantu warga. Begitu pula dalam hal lainnya, warga masyarakat Desa Lumahu akan dimanjakan dengan segala kemudahan dalam segala hal terkait dengan pelyanan terhadap warga masyarakat. Dengan adanya Command Center maka hanya dengan satu kontrol akan mampu mencakup banyak hal dalam layanan kebutuhan warga. Selain itu Command Center juga menyediakan layanan Wifi gratis bagi seluruh warga masyarakat dengan kecepatan 10 Mbps .


Untuk mampu mengakses semua layanan tersebut, setiap warga dapat mendapatkan secara gratis hanya dengan mengiput data kependudukan seperti NIK dan paswordnya. Sedangkan dalam proses pembuatan aplikasi tersebut diperlukan waktu berbulan – bulan dan tidaklah mudah mengingat diperlukan sarana dan alat terkait. Selain itu juga diperlukan software dan basis data dalam mewujudkan desa digital tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembangunan Desa ; Harapan dan Tantangan

“Embung Manajar” Surga Pelancong di Lereng Merbabu