Strategi Kolaborasi Desa dan Perguruan Tinggi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Penyuluhan pada warga masyarakat desa oleh akademisi Perguruan Tinggi
Pembangunan desa dan
kawasan perdesaan dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat signifikan.
Desa – desa di Nusantara tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan
jaman. Pertumbuhan desa – desa tidak lepas dari berbagai aspek, dan salah satu
diantaranya adanya peran pihak eksternal seperti lembaga pendidikan tinggi.
Peran lembaga perguruan tinggi tidak bisa dipandang sebelah mata dalam
memajukan desa – desa di Nusantara, hal ini ditandai dengan banyaknya Desa yang
berhasil menjalin sinergi dengan Perguruan tinggi hingga mampu tumbuh dan berkembang
menjadi desa yang mandiri.
Sinergitas antara Desa dan
kampus seakan menjadi harga mati saat ini untuk bisa dijalankan. Hal tersebut
tidaklah berlebihan mengingat Lembaga Perguruan tinggi merupakan tempat kaum intelektual
dengan berbagai kepakaran keilmuan yang ada di dalamnya. Dengan berbagai
disiplin ilmu yang dimilki para akademsi setidaknya akan berguna bagi
desa-desa. Melalui program pemagangan, pelatihan, penelitian dan pengabdian
pada desa, maka para akademsi akan memiliki bekal pengalaman dalam praktek
nyata bukan sekedar teoriitis. Namun sayang masih banyak desa – desa di
Indonesia yang belum mampu menerapkan sinergitas tersebut karena berbagai
faktor yang mempengaruhinya.
Belum lagi program KKN
(Kuliah Kerja Nyata) bagi para mahasiswa di lembaga perguruan tinggi akan
mempercepat laju pembangunan di perdesaan. Sudah banyak hasil nyata di desa –
desa dari para mahasiswa yang melakukan kegiatan KKN tersebut. Berbagai
persoalan desa baik dalam pengetahuan maupun sosial mampu di pecahkan dari
kegiatan tersebut. Hal ini wajar karena selama ini desa masih identik dengan
keterbelakangan dan kebodohan. Apalagi untuk daerah pedesaan yang masih jauh
dari jangkauan teknologi, pengetahuan dan terisolir.
Desa dan Lembaga
Pendidikan Tinggi sudah seharusnya mampu berkolaborasi demi satu tujuan yakni
bagi kepentingan warga masyarakat. Kolaborasi tersebut sudah harusnya bisa
dijalankan dan bersifat mutualisme,
dalam arti saling menguntungkan dan membutuhkan. Disatu sisi desa memerlukan
para akademisi lembaga tinggi untuk bisa mengimplementasikan keilmuannya
sehingga berdampak pada perkembangan desa. Di sisi lain para akademisi sesuai
dengan Tri Darma Perguruan Tinggi mampu menerapkan berbagai disiplin ilmunya.
Selain itu akademisi harus mampu terjun langsung dengan melihat realita
berbagai permasalahan yang ada. Dan bukan hanya sekedar “jago kandang” semata,
namun tidak ada gaungnya begitu keluar dari lembaga perguruan tinggi.
Seidaknya ada beberapa
langkah strategi yang mampu dilakukan desa – desa dalam menggandeng lembaga
tinggi agar bisa menjadi desa yang maju dan kuat, yakni :
- Membuat
MoU (Memorandum of Understanding) atau Nota Kesepahaman dengan Perguruan Tinggi.
Dalam MoU akan dibahas berbagai kesepakatan dan persamaan persepsi antara desa
dengan pihak kampus. Sudah seharusnya pihak perguruan tinggi dengan senang hati
menerima MoU tersebut. Hal ini sesuai dengan program kampus merdeka yang saat
ini ddengungkan, dimana salah satunya pihak kampus harus mampu berkontribusi
terhadap perkembangan desa di tanah air. Bahkan sudah banyak lembaga perguruan
tinggi yang memilki desa binaan sesuai dengan kebijakan pihak Kemendikbud.
- Mengajukan
proposal sesuai dengan kebutuhan prioritas pembangunan desa.
Hal ini sangatlah penting, dimana dengan proposal akan dapat diketahui kebutuhan
yang diperlukan bagi desa setempat. Selain itu dengan adanya proposal pihak
kampus yang biasanya di wakili lembaga riset dan pengabdian masyarakatnya akan
menempatkan atau menugaskan para akdemisinya yang tepat sesuai dengan kriteria di
dalam proposal tersebut. Misalnya suatu Desa akan mengembangkan Desa yang berbasis
IT, maka setidaknya pihak kampus akan menempatkan akademisi yang mumpuni dalam
bidak teknologi informasi.
- Memberikan
ruang dan kesempatan bagi akademsi untuk berkarya di desa – desa.
Sejalan dengan perkembangan jaman sudah seharusnya desa – desa lebih terbuka
dalam menerima para akademis baik dari para dosen maupun mahasiswa untuk
mengimplementasikan berbagai keahlian dan kemampuan yang dimilikinya sesuai
bidang keilmuannya. Desa – desa di harapkan tidak menutup diri dari lembaga
pendidikan tinggi yang akan menerapkan berbagai disiplin ilmu yang mereka
miliki.
- Memberikan
edukasi dan pemahaman bagi seluruh komponen yang ada di desa. Penting
rasanya hal ini dilakukan mengingat masih banyak warga masyarakat desa yang
belum memahami arti pentingnya pengetahuan bagi perkembangan desa, termasuk
terhadap pemerintah desa dan lembaga – lembaga swadaya masyarakat yang ada di
wilayah pedesaan.
Dengan berbagai langkah
strategi tersebut setidaknya akan mempermudah sinergitas antara desa dengan
kampus. Selain itu kampus sendiri juga memerlukan tempat guna
mengimplementasikan segenap kemampuan keilmuannya bagi kemajuan negeri ini. Hal
tersebut sejalan dengan program kampus merdeka yang saat ini sedang digalakkan
oleh kementerian pendidikan di negara kita.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar