“Jalan Besar” Wisata Lokal Pedesaan

Gambar
Musim liburan sebentar lagi tiba, baik liburan karena anak sekolah maupun libur karena hari besar keagamaan yang pasti semua akan dinantikan bagi setiap warga Indonesia. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat di hari libur nan indah tersebut, banyak moment – moment yang mampu di lakukan warga masyarakat. Selain menjadi ajang silaturahim sebagai bentuk hubungan baik dengan keluarga, liburan biasanya dijadikan moment warga kota untuk dapat pulang ke tanah kelahirannya di desa – desa. Dalam memanfaatkan moment kebersamaan antar anggota keluarga maupun ajang silaturahim antar warga, tidaklah jarang warga masyarakat mencari tempat berkumpul yang agak nyaman terutama bagi keluarga besar yang memang berniat menjadikan moment liburan sebagai ajang reuni dan silaturahim. Selain tempat yang lapang dengan suasana yang berbeda, anggota keluarga juga dapat menjadikan sarana refreshing dalam pertemuan tersebut. Oleh karena itu biasanya warga menjadikan area wisata lokal sebagai destinasi dalam ...

Diversifikasi Pangan Lokal

Padi merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang digemari warga

Bagi masyarakat Indonesia, beras telah lama menjadi komoditas pangan utama. Warga beranggapan belum dikatakan makan, jika belum mengkonsumsi akan nasi sebagai makanan pokok. Beras bagi masyarakat sudah menjadi suatu “food habit”.  Menurut Prof.Dr.Ir.Ahmad Sulaeman, seorang pakar gizi dan keamanan pangan dari Fakultas Ekologi Manusia IPB, penduduk Indonesia pada tahun 2013 merupakan pengkonsumsi beras tertinggi di dunia dengan rata – rata mencapai 139 Kg per kapita per tahun. Hal demikian akan meningkat terus setiap tahunnya terhadap konsumsi beras masyarakat.

Kebiasaan masyarakat dengan tetap mengandalkan beras sebagai makanan tunggal dalam memenuhi kecukupan kebutuhan karbohidrat tubuh, mengundang kekhawatiran tersendiri terhadap ketahanan pangan di Indonesia, hal ini terutama dipengaruhi terhadap ketersediaan pasokan beras nasional. Dengan pola konsumsi penduduk yang bersifat homogen tersebut, maka sudah saatnya sekarang pemerintah beserta masyarakat membuat sebuah langkah terobosan guna merubah kebiasaan pola konsumsi pangan tersebut. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak terjadi ketergantungan terhadap satu komoditi pangan tertentu saja, yang akhirnya tidak akan terjadi kekurangan supply dari produsen / petani jika sedang terjadi penurunan produktifitas gabah nasional.

Fenomena naiknya harga beras di pasaran, kerap kali terjadi di Indonesia hal tersebut jamak terjadi lantaran kecukupan akan stok beras nasional mengalami keterbatasan dengan menurunnya produksi gabah dari para petani, sedangkan permintaan akan beras sebagai bahan makanan pokok tetap tinggi. Dengan kata lain terjadi ketidak seimbangan antara tingginya permintaan (demand) dengan pertumbuhan produksi (supply). Selain disebabkan pengaruh dari cuaca di Indonesia terhadap hasil produksi beras nasional, yang tidak kalah pentingnya adalah pola konsumsi masyarakat yang sangat tergantung dari beras sebagai kebutuhan pokok utama  masyarakat.

Sudah banyak langkah kebijakan yang di ambil pemerintah dalam rangka mengurai terjadinya fenomena kelangkaan beras di pasar tersebut, mulai dari pemberian insentif terhadap petani dalam rangka untuk meningkatkan hasil produksi gabah, melakukan operasi pasar di beberapa wilayah yang berguna mengendalikan harga beras di pasaran sampai di lakukannya kebijakan import beras dari beberapa negara tetangga yang kadang menimbulkan kontroversi ditengah masyarakat. Semua tersebut dilakukan demi satu hal yakni tersedianya bahan makanan pokok beras bagi warga dimana warga sangat memerlukan sebagai sumber energi karbohidrat. Namun langkah – langkah tersebut kadang kurang berjalan maksimal dan efektif.

Strategi Diversifikasi Pangan

Nusantara sangat kaya akan berbagai jenis tanaman pangan yang terbentang dari ujung barat sampai ujung timur negara kita. Berbagai jenis tanaman pangan tersebut bisa di olah dengan berbagai cara, baik di rebus, kukus, goreng, bakar dan lain sebagainya. Selain itu juga banyak jenis tanaman yang mampu dimakan secara mentah – mentah (seperti buah-buahan). Dengan kondisi lahan tanah yang subur, sejatinya Indonesia tidak akan kuatir akan kekurangan bahan makanan mentah dari produksi petani lokal. Semua itu merupakan potensi lokal yang bisa di optimalkan warga masyarakat lokal di Nusantara.

Pedagang beras di pasar desa
Pedagang beras di Pasar Desa

Namun Ketergantungan akan bahan pangan tertentu menjadi kendala tersendiri bagi pemerintah untuk mengoptimalkan berbagai jenis bahan pangan yang ada  tersebut. Salah satu strategi pemerintah agar terjaganya stok bahan pangan dengan program diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan sendiri merupakan sebuah upaya agar masyarakat tidak tergantung pada satu jenis bahan makanan pokok saja, namun mau mengganti dengan mengkonsumsi berbagai jenis bahan oangan lainnya.

Agar program diversifikasi pangan dapat berhasil dan ketersediaan bahan makanan pokok dapat tercukupi, ada beberapa strategi yang bisa di lakukan, yakni :

  • a.      Merubah pola pikir warga masyarakat, dilakukan dengan program sosialisasi pentingnya diversifikasi pangan, serta berbagai manfaat adanya diversifikasi pangan tersebut. Hal ini dilakukan dengan banyak menggandengpihak – pihak terkait seperti, pemerintah desa setempat, LSM, kelompok tani, maupun para akademisi kampus serta tokoh masyarakat setempat.
  • b.     Memberikan subsidi / bantuan terhadap petani lokal, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan bibit unggul jenis tanaman tertentu sesuai dengan kondisi daerah masing – masing. Selain itu pemberian bantuan juga bisa berupa pelatihan serta peralatan yang diperlukan petani lokal.
  • c.       Pemetaan potensi pangan lokal, yakni pemerintah bekerjasama dengan akademisi yang terkait, guna memetakan potensi pangan lokal yang ada di wilayah setempat.
  • d.     Mengembangkan potensi pangan lokal, dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga semisal pengusaha lokal guna mampu memaksimalkan setiap potensi pangan lokal untuk dapat di olah menjadi bahan makanan pokok dari yang sebelumnya hanya bersifat pengganti.
  • e.   Program sehari tanpa makan bahan pangan pokok. Dalam hal ini Pemerintah daerah menggalakkan program sehari konsumsi bahan makanan pengganti dari bahan pangan pokok kepada warga masyarakat. Hal ini bertujuan agar terciptan kebiasaan baru kepada warga masyarakat lokal beralih secara pelan - pelan mengganti bahan pangan pokok dengan pengganti.

Dengan berbagai strategi tersebut, setidaknya potensi pangan lokal yang ada di wilayah Nusantara akan terangkat. Hal ini berujung beralihnya warga masyarakat dari mengkonsumsi bahan makanan jenis tertentu menjadi lebih variatif. Selain itu warga masyarakat menjadi tidak tergantung pada satu jenis bahan pangan tertentu saja. Dan sudah saatnya warga masyarakat beralih dan tidak tergantung dari satu jenis bahan makanan saja, semisal beras, jagung, sagu, ubi dan sebagainya.

Komentar

  1. Menurut saya artikel yang berjudul Diversifikasi Pangan Lokal telah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Penggunaan istilah2 juga mudah dipahami oleh pembaca. Isi yang dimuat sudah sesuai dengan judul yang tertera dalam artikel. Pesan yang ingin disampaikan penulis mudah untuk dimengerti oleh pembaca. Artikel tersebut menggambarkan keadaan yang benar2 terjadi di Indonesia. Diversifikasi pangan lokal memang perlu dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak ketergantungan terhadap beras dan mencari alternatif pangan lokal sebagai sumber karbohidrat pengganti beras.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang sudah saatnya warga mulai membiasakan diri untuk konsumsi berbagai olahan bahan pangan pokok lainnya, sehingga tdk terjadi ketergantungan pada satu jenis makanan pokok saja. Indonesia negeri yg kaya dengan berbagai sumber bahan pangan, harus bisa di optimalkan keberadaan nya.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembangunan Desa ; Harapan dan Tantangan

Inovasi Desa Lamahu di Gorontalo dengan Lamahu Command Center

“Embung Manajar” Surga Pelancong di Lereng Merbabu