Iman = Imun
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sengaja saya pada artikel kali ini mengambil judul “Iman = Imun” bukannya tanpa maksud dan tujuan yang jelas dan hanya sekedar ketak ketik saja. Judul yang terlihat sederhana namun mengandung makna yang sangat mendalam dan menarik untuk di cerna lebih lanjut. Apalagi jika kita selaraskan dengan berbagai persoalan manusia yang ada di muka bumi, terlebih pada masa pandemi covid-19 yang masih terjadi di negeri ini.
Antara Iman dan Imun sejatinya memiliki hubungan keselarasan
yang saling berpengaruh dalam diri seseorang khusunya pada kesehatan kita.
Seperti kita ketahuai kesehatan merupakan barang mahal yang dimiliki setiap
individu. Tanpa badan yang sehat dan bugar manusia tidak bisa manjalankan
aktivitasnya secara maksimal. Apalagi pada masa sekarang dengan mewabahnya
Covid-19 di banyak negara dunia, termasuk Indonesia.
Jika kita lihat Iman dan Imun memiliki obyek yang sama yakni
pribadi setiap manusia yang ada. Namun Iman lebih menekankan pada persoalan
jiwa manusia dan didalamnya terkandung sifat religius dan unsur ruhaniah yang
kental. Sedangkan persoalan imun atau biasa kita menyebut dengan daya tahan
tubuh atau kekebalan, lebih bersifat fisik di dalam jasad yang tekandung.
Dengan adanya iman yang baik (sifat ruhaniah) akan mendorong
terciptanya imun atau imunitas dalam tubuh seseorang. Namun jika iman seseorang
lemah bahkan rusak dan hancur, maka secara pelan namun pasti akan berpengaruh
terhadap kesehatan fisik seseorang. Oleh karenanya antara keduanya memiliki
hubungan yang saling mempengaruhi dan
sangat terkait satu dengan yang lain.
Belajar dari Orang Gila
Kita bisa mengambil contoh bagaimana seseorang yang terlalu
banyak beban pikiran dan stres karena
jauh dari nilai – nilai religius dan keagamaan, secara pelan – pelan akan
terjangkit banyak penyakit di dalam tubuhnya. Para pakar kesehatan mengemukakan
bahwa 50% dari kesembuhan penyakit fisik seseorang dipengaruhi dari pikiran dan
perasaan. Dalam hal ini berpengaruh secara kejiwaan dan psikologis pada manusia.
Begitu pula sebaliknya, manusia yang selalu dipenuhi energi positif dan sehat
jiwanya, akan memiliki kesehatan badan yang lebih baik dan jauh dari stress
apalagi depresi.
Ada suatu kisah menarik pernah saya alami, dimana dalam suatu
kesempatan saya mengikuti pelatihan di Bandung Jawa Barat. Seorang trainer yang
juga berprofesi sebagai dokter bertanya pada para peserta pelatihan. Pertanyaan
yang sangat sederhana, yakni “ Siapakah
orang yang paling sehat secara fisiknya? ”. Banyak peserta mencoba
menjawab, ada yang menjawab dokter, nabi, pejabat, presiden dan sebagainya.
Namun tidak ada satu jawaban peserta yang betul, sang trainer pun memberi
jawaban bahwa seseorang tersebut yakni “orang
gila”. Trainer pun memberikan jawaban tersebut dengan berbagai penjelasannya,
dan salah satunya bahwa orang gila adalah orang yang tidak memiliki pikiran dan
perasaan seperti manusia pada umumnya.
Jawaban yang terlihat sederhana dan sedikit penuh lelucon
mungkin, namun jika kita perhatikan ada benarnya. Di dalam diri orang gila tidak
ada perasaan dan pikiran yang “neko-neko”
(aneh-aneh). Dalam hal ini, bukan kita di minta untuk jadi orang gila, namun
setidaknya kita mampu mengatur setiap pikiran dan perasaan yang ada didalam jiwa
kita. Dengan kemampuan mengatur pikiran dan perasaan maka daya tahan tubuh kita
akan lebih baik dan tidak mudah penyakit masuk menyerang dalam tubuh kita.
Berpikir Postif
Pikiran yang baik, positif dan dan penuh optimisme serta
perasaan yang jauh dari unsur negatif merupakan wujud nilai keimanan yang ada
pada diri seseorang. Dengan meningkatnya nilai keimanan maka kepasrahan kita
pada Tuhan Sang Pencipta akan tinggi. Hal ini menjadikan pikiran kita tidak
macam- macam, dan jauh dari berbagai perasaan negatif seperti benci, iri,
dengki, cemburu dan lainnya. Yang ada di dalam pikiran kita bahwa hidup dan
kehidupan sudah ada yang mengatur, sedangkan kita hanya menjalankannya sebaik
mungkin. Selain itu apapun yang terjadi pada diri kita sudah ditentukan oleh
Tuhan Yang Maha Segalanya.
Ibadah secara teratur sesuai tuntunan, setiap saat selalu
berdo’a serta lebih mendekatkan diri pada Tuhan merupakan implementasi dari
nilai keimanan seseorang. Dengan itu semua, kita kembali tanamkan nilai – nilai
keagamaan pada diri kita dan orang – orang disekitar kita, baik keluarga maupun
lingkungan sekitar. Energi positif yang ada pada diri seseorang akan mampu mempengaruhi
orang - orang disekitar pula. Dari pribadi – pribadi yang tertanam di dalamnya pikiran
positif, maka berkembang pada lingkungan sekitar kita yang akhirnya akan
menular pada yang lain energi positif tersebut.
Dengan penanaman dan peningkatan keimanan, kita berharap imunitas
tubuh kita akan menjadi lebih baik. Dan mungkin ini menjadi salah satu kunci
kita, bukan hanya menghadapi pandemi covid-19 yang terjadi saja. Namun juga
sebagai senjata kita dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian pada kehidupan
ini. Salah satunya dengan jalan selalu berpikir positif. Dengan berpikir
positif dalam jiwa kita akan selalu di penuhi hal – hal dan energi yang baik
serta penuh dengan prasangka baik pula.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Alhamdulillah, menurut saya artikel ini sangat memahami dan menarik terbaik. pembaca sangat mengerikan hal yang tentang "Iman = Imun", tapi belum penjelas Iman artinya apa?. Iman menurut bahasa artinya membenarkan, dan Iman menurut syariat Islam bermaksud mengakui dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan mengamalkannya dengan perbuatan. Oke saya sarankan tadi pak.
BalasHapusTerimakasih untuk tambahan wawasannya, semoga menjadi tambahan pengetahuan kita semua.
Hapusartikel “Iman = Imun” ini sangat menarik. Mengingatkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan antara iman dan imun ,serta selalu berfikiran positif dan mempercayai apa yang sudah terjadi ialah kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Itu yang terbaik untuk kita.
BalasHapusBerpikir positif hanya merupakan salah satu cara meningkatkan imun kita, masih banyak cara yang lain yang bisa diterapkan sesuai dengan kondisi kita masing2.
HapusDilihat dari judulnya saja, artikel ini mampu membuat saya tertarik untuk membacanya lebih rinci. Judul “Iman = Imun” menurut saya memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya. Dan benar saja setelah saya membaca dan memahaminya, banyak hal yang dapat dipelajari dari artikel ini. Dimana iman dan imun itu saling mempengaruhi, jika iman kita lemah maka akan berimbas pada imun kita. Di artikel ini juga memberikan beberapa pembelajaran seperti belajar dari orang gila yang tidak ada perasaan dan pikiran aneh-aneh dan juga selalu berpikir positif agar daya tahan tubuh kita senantiasa sehat.
BalasHapusArtikel ini sangat menarik dan menyentuh jiwa. Benar kiranya bahwa imun salah satunya berkaitan dg keseimbangan. Keseimbangan apapun dalam hidup kita. Keseimbangan antara berdoa dg usaha. Keseimbangan antara diam dan gerak. Keseimbangan antara kerja dan istirahat. Keseimbangan jasmanibdan rohani intinya. Seperti halnya Yin Yang. Hidup adalah keseimbangan....
BalasHapusKalau saya lihat dari judulnya, artikel ini menarik untuk saya baca,seperti mempunyai daya tarik yang hebat. Judul “IMAN = IMUN” seperti mempunyai makna yang tersirat. Artikel ini sangat menarik dan menyentuh jiwa , untuk selalu mengingatkan kita bahwa kita harus mampu menyeimbangkan antara imun dan iman, serta senantiasa untuk berpikir positif seperti pada pelajaran diatas yang menjelaskan cara berpikir orang gila yang tidak ada perasaan aneh aneh, maka demikian kita harus mampu menyeimbangkan antara iman dan imun. Semoga tanggapan saya bisa bermanfaat bagi kita semua,sekian Terima kasih.
BalasHapus