“Jalan Besar” Wisata Lokal Pedesaan

Gambar
Musim liburan sebentar lagi tiba, baik liburan karena anak sekolah maupun libur karena hari besar keagamaan yang pasti semua akan dinantikan bagi setiap warga Indonesia. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat di hari libur nan indah tersebut, banyak moment – moment yang mampu di lakukan warga masyarakat. Selain menjadi ajang silaturahim sebagai bentuk hubungan baik dengan keluarga, liburan biasanya dijadikan moment warga kota untuk dapat pulang ke tanah kelahirannya di desa – desa. Dalam memanfaatkan moment kebersamaan antar anggota keluarga maupun ajang silaturahim antar warga, tidaklah jarang warga masyarakat mencari tempat berkumpul yang agak nyaman terutama bagi keluarga besar yang memang berniat menjadikan moment liburan sebagai ajang reuni dan silaturahim. Selain tempat yang lapang dengan suasana yang berbeda, anggota keluarga juga dapat menjadikan sarana refreshing dalam pertemuan tersebut. Oleh karena itu biasanya warga menjadikan area wisata lokal sebagai destinasi dalam ...

Iman = Imun


Sengaja saya pada artikel kali ini mengambil judul “Iman = Imun” bukannya tanpa maksud dan tujuan yang jelas dan hanya sekedar ketak ketik saja. Judul yang terlihat sederhana namun mengandung makna yang sangat mendalam dan menarik untuk di cerna lebih lanjut. Apalagi jika kita selaraskan dengan berbagai persoalan manusia yang ada di muka bumi, terlebih pada masa pandemi covid-19 yang masih terjadi di negeri ini.

Antara Iman dan Imun sejatinya memiliki hubungan keselarasan yang saling berpengaruh dalam diri seseorang khusunya pada kesehatan kita. Seperti kita ketahuai kesehatan merupakan barang mahal yang dimiliki setiap individu. Tanpa badan yang sehat dan bugar manusia tidak bisa manjalankan aktivitasnya secara maksimal. Apalagi pada masa sekarang dengan mewabahnya Covid-19 di banyak negara dunia, termasuk Indonesia.

Jika kita lihat Iman dan Imun memiliki obyek yang sama yakni pribadi setiap manusia yang ada. Namun Iman lebih menekankan pada persoalan jiwa manusia dan didalamnya terkandung sifat religius dan unsur ruhaniah yang kental. Sedangkan persoalan imun atau biasa kita menyebut dengan daya tahan tubuh atau kekebalan, lebih bersifat fisik di dalam jasad yang tekandung.

Dengan adanya iman yang baik (sifat ruhaniah) akan mendorong terciptanya imun atau imunitas dalam tubuh seseorang. Namun jika iman seseorang lemah bahkan rusak dan hancur, maka secara pelan namun pasti akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Oleh karenanya antara keduanya memiliki hubungan yang saling mempengaruhi  dan sangat terkait satu dengan yang lain.

Belajar dari Orang Gila

Kita bisa mengambil contoh bagaimana seseorang yang terlalu banyak beban pikiran dan  stres karena jauh dari nilai – nilai religius dan keagamaan, secara pelan – pelan akan terjangkit banyak penyakit di dalam tubuhnya. Para pakar kesehatan mengemukakan bahwa 50% dari kesembuhan penyakit fisik seseorang dipengaruhi dari pikiran dan perasaan. Dalam hal ini berpengaruh secara kejiwaan dan psikologis pada manusia. Begitu pula sebaliknya, manusia yang selalu dipenuhi energi positif dan sehat jiwanya, akan memiliki kesehatan badan yang lebih baik dan jauh dari stress apalagi depresi.

Ada suatu kisah menarik pernah saya alami, dimana dalam suatu kesempatan saya mengikuti pelatihan di Bandung Jawa Barat. Seorang trainer yang juga berprofesi sebagai dokter bertanya pada para peserta pelatihan. Pertanyaan yang sangat sederhana, yakni “ Siapakah orang yang paling sehat secara fisiknya? ”. Banyak peserta mencoba menjawab, ada yang menjawab dokter, nabi, pejabat, presiden dan sebagainya. Namun tidak ada satu jawaban peserta yang betul, sang trainer pun memberi jawaban bahwa seseorang tersebut yakni “orang gila”. Trainer pun memberikan jawaban tersebut dengan berbagai penjelasannya, dan salah satunya bahwa orang gila adalah orang yang tidak memiliki pikiran dan perasaan seperti manusia pada umumnya.

Jawaban yang terlihat sederhana dan sedikit penuh lelucon mungkin, namun jika kita perhatikan ada benarnya. Di dalam diri orang gila tidak ada perasaan dan pikiran yang “neko-neko” (aneh-aneh). Dalam hal ini, bukan kita di minta untuk jadi orang gila, namun setidaknya kita mampu mengatur setiap pikiran dan perasaan yang ada didalam jiwa kita. Dengan kemampuan mengatur pikiran dan perasaan maka daya tahan tubuh kita akan lebih baik dan tidak mudah penyakit masuk menyerang dalam tubuh kita.

Berpikir Postif

Pikiran yang baik, positif dan dan penuh optimisme serta perasaan yang jauh dari unsur negatif merupakan wujud nilai keimanan yang ada pada diri seseorang. Dengan meningkatnya nilai keimanan maka kepasrahan kita pada Tuhan Sang Pencipta akan tinggi. Hal ini menjadikan pikiran kita tidak macam- macam, dan jauh dari berbagai perasaan negatif seperti benci, iri, dengki, cemburu dan lainnya. Yang ada di dalam pikiran kita bahwa hidup dan kehidupan sudah ada yang mengatur, sedangkan kita hanya menjalankannya sebaik mungkin. Selain itu apapun yang terjadi pada diri kita sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Segalanya.

Ibadah secara teratur sesuai tuntunan, setiap saat selalu berdo’a serta lebih mendekatkan diri pada Tuhan merupakan implementasi dari nilai keimanan seseorang. Dengan itu semua, kita kembali tanamkan nilai – nilai keagamaan pada diri kita dan orang – orang disekitar kita, baik keluarga maupun lingkungan sekitar. Energi positif yang ada pada diri seseorang akan mampu mempengaruhi orang - orang disekitar pula. Dari pribadi – pribadi yang tertanam di dalamnya pikiran positif, maka berkembang pada lingkungan sekitar kita yang akhirnya akan menular pada yang lain energi positif tersebut.

Dengan penanaman dan peningkatan keimanan, kita berharap imunitas tubuh kita akan menjadi lebih baik. Dan mungkin ini menjadi salah satu kunci kita, bukan hanya menghadapi pandemi covid-19 yang terjadi saja. Namun juga sebagai senjata kita dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian pada kehidupan ini. Salah satunya dengan jalan selalu berpikir positif. Dengan berpikir positif dalam jiwa kita akan selalu di penuhi hal – hal dan energi yang baik serta penuh dengan prasangka baik pula.

Selain dengan meningkatkan keimanan setidaknya kita juga berikhtiar secara kasad mata, seperti selalu menjaga kebersihan, olahraga teratur, makan – makanan yang sehat dan seimbang,  minum berbagai vitamin serta mengikuti berbagai anjuran para ahli kesehatan lainnya. Dengan adanya iman yang kuat, daya imun kita juga akan meningkat sehingga perasaan aman akan timbul. Hal inilah yang kita harapkan bersama, dan semoga Pandemi Covid-19 yang terjadi cepat berlalu serta kita semua selalu mendapat perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Komentar

  1. Alhamdulillah, menurut saya artikel ini sangat memahami dan menarik terbaik. pembaca sangat mengerikan hal yang tentang "Iman = Imun", tapi belum penjelas Iman artinya apa?. Iman menurut bahasa artinya membenarkan, dan Iman menurut syariat Islam bermaksud mengakui dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan mengamalkannya dengan perbuatan. Oke saya sarankan tadi pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih untuk tambahan wawasannya, semoga menjadi tambahan pengetahuan kita semua.

      Hapus
  2. artikel “Iman = Imun” ini sangat menarik. Mengingatkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan antara iman dan imun ,serta selalu berfikiran positif dan mempercayai apa yang sudah terjadi ialah kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Itu yang terbaik untuk kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berpikir positif hanya merupakan salah satu cara meningkatkan imun kita, masih banyak cara yang lain yang bisa diterapkan sesuai dengan kondisi kita masing2.

      Hapus
  3. Dilihat dari judulnya saja, artikel ini mampu membuat saya tertarik untuk membacanya lebih rinci. Judul “Iman = Imun” menurut saya memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya. Dan benar saja setelah saya membaca dan memahaminya, banyak hal yang dapat dipelajari dari artikel ini. Dimana iman dan imun itu saling mempengaruhi, jika iman kita lemah maka akan berimbas pada imun kita. Di artikel ini juga memberikan beberapa pembelajaran seperti belajar dari orang gila yang tidak ada perasaan dan pikiran aneh-aneh dan juga selalu berpikir positif agar daya tahan tubuh kita senantiasa sehat.

    BalasHapus
  4. Artikel ini sangat menarik dan menyentuh jiwa. Benar kiranya bahwa imun salah satunya berkaitan dg keseimbangan. Keseimbangan apapun dalam hidup kita. Keseimbangan antara berdoa dg usaha. Keseimbangan antara diam dan gerak. Keseimbangan antara kerja dan istirahat. Keseimbangan jasmanibdan rohani intinya. Seperti halnya Yin Yang. Hidup adalah keseimbangan....

    BalasHapus
  5. Kalau saya lihat dari judulnya, artikel ini menarik untuk saya baca,seperti mempunyai daya tarik yang hebat. Judul “IMAN = IMUN” seperti mempunyai makna yang tersirat. Artikel ini sangat menarik dan menyentuh jiwa , untuk selalu mengingatkan kita bahwa kita harus mampu menyeimbangkan antara imun dan iman, serta senantiasa untuk berpikir positif seperti pada pelajaran diatas yang menjelaskan cara berpikir orang gila yang tidak ada perasaan aneh aneh, maka demikian kita harus mampu menyeimbangkan antara iman dan imun. Semoga tanggapan saya bisa bermanfaat bagi kita semua,sekian Terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembangunan Desa ; Harapan dan Tantangan

Inovasi Desa Lamahu di Gorontalo dengan Lamahu Command Center

“Embung Manajar” Surga Pelancong di Lereng Merbabu